Rabu, 22 Juni 2016
KEUNGGULAN MEMAKNAI KITAB KUNING DENGAN MEMAKAI MAKNA GANDUL
Rumus huruf fa, misalnya, terletak di atas baris berfungsi menunjukkan posisi atau tarkib fail (subjek) bagi kata yang dimaknai. Dalam membaca pun, ada tata tertibnya. Makna yang harus disebut dulu, kode ataukah lafalnya. Contoh kalimat ja`a zaidun, memaknainya ja’a ‘teko’, sopo zaidun ‘si zaid’. Kata sopo (siapa) itu adalah arti kode huruf fa di atas baris kata zaidun yang menunjukkan bahwa kata zaidun adalah fail atau subjek.
Secara umum, kebanyakan pesantren memaknai kitab kuning menggunakan bahasa Jawa, Sunda, atau Madura. Ketiga bahasa ini yang mendominasi makna-makna kitab ala pesantren. Menurut K.H. Said Aqil Siradj, makna gandul ala pesantren ini diciptakan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan. Lalu apa sih keunggulan makna gandul ala pesantren salaf ini? Berikut 5 ulasannya:
1. Menguatkan dan Menjaga Tradisi Ilmu Nahwu
Dalam sebuah ungkapan dikatakankan “Nahwu adalah bapaknya ilmu, dan Sharaf adalah ibunya.” Ungkapan ini banyak tercantum dalam mukadimah kitab-kitab nahwu dan sharaf. Nahwu sebagai ilmu gramatika Arab merupakan disiplin ilmu untuk mengetahui posisi setiap kata, yang mana dalam bahasa Arab hal ini berpengaruh pada harakat akhir setiap kata. Istilahnya i’rab. Sementara itu, sharaf merupakan ilmu yang meneliti perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lain.
Dengan makna gandul ala pesantren, santri terlatih mengenal istilah-istilah pokok dalam nahwu dan memahami perubahan masing-masing kata ketika kata tersebut telah beralih dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
2. Menjaga Keindahan Makna
Dalam tradisi makna gandul, santri dibiasakan mengenal dan mengaplikasikan nahwu dan sharaf. Dari ketatnya pemaknaan ini lahirlah ketelitian memahami maksud setiap ungkapan dari kitab. Ketelitian inilah yang tak begitu saja ditemukan dalam kitab yang sudah berbentuk terjemah.
Sebuah kalimat bahasa Arab dalam terjemah bahasa Indonesianya bisa sama, tetapi kalau dalam bentuk orisinilnya bisa saja memiliki maksud berbeda. Karena setiap olah posisi dalam bahasa Arab mengandung tekanan arti tersendiri yang sulit diungkapkan dalam penerjemahan. Disinilah keindahan dan kedalaman makna bisa terjaga dan diresapi.
3. Mendidik Rapih dan Teliti
Kalau kita lihat cetakan kitab-kitab pesantren zaman dahulu, rata-rata gundul tanpa harakat, tanpa koma, dan paragraf. Paling hanya tanda titik saja yang mengakhiri penjelasan panjang. Kerapatan antar baris biasanya setara dengan ketikan spasi ganda atau malah kurang.
Santri diajari menyelipkan tulisan makna sedemikian rupa di antara spasi-spasi itu. Butuh ketekunan, pembiasaan serta waktu lama untuk mahir memaknai ala pesantren ini hingga menghasilkan tulisan yang rapi dan teliti. Bisa terbaca oleh orang lain adalah ukuran sukses dari penulisan makna gandul.
4. Melatih Konsentrasi dan Fisik
Pengajian kitab kuning di pesantren biasa disebut bandongan. Prosesnya, guru atau kiai membaca kitab dan santri menulis makna. Sesekali diselingi keterangan dan penjelasan dari guru. Panjang pendeknya uraian keterangan tergantung kelimuan guru dan situasi serta tuntutan khatam.
Oh ya, tuntutan khatam biasa jadi patokan kajian kitab di pesantren. Para kiai dan santri berharap berkah dengan mengaji kitab hingga tuntas. Kadang kalau sudah mendekati batas waktu khataman yang telah ditentukan, maka ritme baca kitab bisa semakin cepat. Ngebut. Hal ini menuntut santri untuk lebih berkonsentrasi. Dibutuhkan keseimbangan maksimal antara telinga yang mendengar suara guru, mata yang mencari posisi tepat menulis makna, dan tangan yang harus lincah menulis.
5. Memahami Makna dengan Detail
Pemaknaan kitab ala pesantren menghasilkan pemahaman makna lebih detail dengan mengerti kedudukan masing-masing kata ditinjau dari ilmu Nahwu dan Sharaf, serta ilmu alat lain. Dalam pemaknaan kalimat-kalimat sastra, memerlukan andil ilmu Balaghah (bagian dari ilmu sastra Arab) dalam mengungkap keindahannya. Meskipun terkadang para santri terkendala dalam proses penerjemahan makna, tetapi pada dasarnya mereka memahami arti dalam ungkapan yang disampaikan pengarang kitab dengan lebih mendalam.
Ketelitian ini melahirkan kehati-hatian dalam memahami setiap dalil agama. Disisi lain, santri yang telah mengerti betapa rumitnya ilmu tata bahasa Arab tidak akan begitu saja mengekor pada buku-buku terjemahan.
Bagi kaum santri, memahami keterangan dari kitab kuning sama halnya mengaji kepada ulama yang menulis kitab tersebut. Santri juga menyadari betapa sulitnya ijtihad langsung dari nas Alquran dan Hadis tanpa memperhatikan dan mengikuti keterangan para ulama. Sehingga mereka merasa geli ketika ada orang yang antitaklid mazhab ternyata hanya bermodal buku-buku terjemahan.
Selasa, 21 Juni 2016
FALSAFAH SEMAR BODRONOYO
SEMAR NGEJOWANTAH
Istilah semar mungkin sudah tidak asing lagi di telinga orang indonesia khususnya orang indonesia yang berdarah jawa, karna ia tidak hanya menjadi tokoh seorang bapak dari 3 anak yaitu nologareng petruk dan bagong akan tetapi juga dibalik nama nyentriknya itu, semar adalah tokoh yang sangat di kagumi oleh kawan dan lawannya terutama kerajaan ngamarto, semua tokoh-tokoh kerajaan tersebut seperti halnya puntodewo werkudoro arjuno dan yang kembar yakni nakulo sadewo dan tokoh2 yang lain mempunyai rasa simpati yang luar biasa kepada ki semarbodronoyo(nama panjangnya)tersebut.
Kehidupan ki semarbodronoyo tidaklah tergolong dari kalangan orang kaya atau orang berpunya ia dan ketiga anaknya tidak lain dan tidak bukan hanyalah seorang punokawan(pembantu) atau bisa dikatan penderek(pengikut) jikalau para tokoh-tokoh kerajaan ngamarto tersebut sedang melaksanakan bepergian keluar kerajaan ya kisemar itulah yang selalu jadi penderek mereka tapi jikalau tidak ada tugas dari kerajaan ki semarbodronoyo banyak meluangkan waktunya dirumah bersama ketiga anaknya mengerjakan pekerjaan rumah bercanda dan bahkan melantunkan langgam(lagu) jawa yang sambil diisi dengan candaan dan guyonan dari ketiga anaknya tersebut.
Namun dibalik kesederhanaan ki semar bodronoyo terdapat sifat yang yang sangat di kagumi oleh semua kalangan entah dari pihak kerajaan ngamarto hingga kerajaan ngastino yaitu sifat kebijaksanaan beliau yang sangat bisa dirasakan oleh kawan dan lawanya hingga kisemar bodronoyo di nobatkan sebagai penasehat kerajaan dan didukung sepenuhnya oleh para dewa terutama bethara guru.
Itulah ki semar bodronoyo yang dengan sifat kebijaksanaanya dapat mengangkat derajatnya.
FALSAFAH KURMA
MENGAPA KURMA DI BENCI JIN DAN SETAN DAN MENGAPA NABI SAW. MEMAKANNYA DALAM HITUNGAN GANJIL???
INI JAWABAN NYA..!!!
Sepercik Hikmah
Mengapa kurma dibenci jin dan setan?
Serta mengapa Nabi SAW memerintahkan kita, mengonsumsi dalam hitungan ganjil 3. 5. 7 dan dikonsumsi ma kan pada pagi hari?
Dan yang paling baik ma kan tujuh kurma. Baik da ri segi Agama dan ilmiah penjelasan atas pertanya an ini yaitu ternyata kur ma membuahkan daya perlindungan tubuh ma nusia dan membuat perisai pelindung untuk tubuh manusia.
Amer bin Saad dari ayahnya – berkata : Rasulullah, sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Lakukanlah ihtiar perlindungan dari sihir dengan makan 7 kurma
Penelitian sudah tunjukkan kalau buah kurma miliki manfaat utama.
1.PERTAMA
Kurangi tingkat koleste rol dalam darah dan men cegah aterosklerosis.
2.KEDUA
Mencegah kanker usus besar serta mencegah penyakit, wasir dan kurangi bentuk batu kepa hitan dan memfasilitasi tahap kehamilan serta persalinan, lantaran me ngandung serat serta ma kanan yang baik pencernaan dan gula.
3-KETIGA
Mencegah kerusakan gigi karena mengandung fluor.
4.KEEMPAT
Mencegah racun karena mengandung natrium, kalium dan vitamin c.
5.KELIMA
Penyembuhan anemia karena mengandung zat besi, tembaga, vitamin B-2.
6.KEENAM
Obat untuk rakhitis dan osteomalacia karena me ngandung kalsium, fos for, vitamin A
7.KETUJUH
Penyembuhan untuk ano reksia dan kurangnya konsentrasi karena me ngandung kalium.
8.KEDELAPAN
Untuk pengobatan umum kekurangan dan jantung berdebar karena mengandung magnesium, tembaga
9.KESEMBILAN
Obat kanker rematik dan otak karena mengandung boron.
10.KESEPULUH
Anti-kanker karena me ngandung selenium sudah dilihat kalau warga tidak paham kanker oasis.
*11.KESEBELAS*p
Pengobatan disfungsi ereksi karena mengandung boron, vitamin A.
12.KEDUABELAS
Perawatan untuk kulit kering dan penyakit kornea kering serta kebutaan malam karena mengandung vitamin A.
13.KETIGABELAS
Obat untuk penyakit saluran pencernaan saraf karena mengandung vitamin B1.
14.KEEMPATBELAS
Perawatan untuk rambut rontok dan stres mata serta peradangan pada selaput lendir rongga mulut serta radang bibir karena mengandung vitamin B-2.
15.KELIMABELAS Perawatan kulit inflama si karena mengandung vitamin niacin.
16.KEENAMBELAS
Obat untuk penyakit kudis, melemahnya umum tubuh dan jantung berdebar, sesak napas dan kontraksi pembuluh darah serta timbulnya bintik-bintik merah pada kulit serta kekurangan dalam tulang dan gigi, karena mengandung Vitamin C, atau asam askorbat 2.
17.KETUJUHBELAS Pengobatan keasaman di perut karena mengandung klorin, natrium dan kalium.
18.KEDELAPANBELAS Pengobatan penyakit gusi dan kekurangan pembuluh darah kapiler, kekurangan otot dan tulang riskan karena mengan dung vitamin c.
Semoga Bermanfaat
Belajar Lewat Internet
Perkembangan teknologi membuat kita semakin mudah dan mengakses informasi dari internet. Beberapa waktu lalu di komentar ada yang bertanya: apa membaca artikel di internet itu termasuk belajar? Jelas jawabannya: temasuk belajar. Belajar bisa dimana saja dan kapan saja.
Hanya saja, usai membaca artikel di internet [khususnya yang terkait persoalan agama], bersegerahlah untuk di tashihkan [verifikasi kebenaranya] kepada ulama. Karena dengan kita berhadapan langsung dengan ulama, akan ada cahaya yang masuk ke dalam hati kita, dan juga karena internet bukanlah guru. Padahal, “man laisa lahu syaikhun fa syaikhuhu syaithan; barangsiapa tidak punya guru maka gurunya adalah syetan”.
Disamping itu, dengan kita berhadapan langsung didepan ulama, otomatis kita juga bisa melihatnya, yang mana melihat ulama mendapat pahala.
Ada lima hal, dimana hanya dengan melihatnya saja, kita sudah mendapatkan pahala. Lima hal tersebut adalah: al-nazdr ila al-ka’bah (melihat ka’bah), al-nazdr ila al-mushaf (melihat mushaf), al-nazdr ila al-walidain (melihat kedua orang tua), al-nazdr ila wajh al-alim (melihat wajah ulama), dan al-nazdr ila al-zawjah (melihat istri).
Kita semua harus bersyukur kepada Allah jika masih punya orang tua. Apabila berhadapan dengan mereka, pandanglah wajah keduanya dengan ramah dan penuh cinta.[]
Senin, 20 Juni 2016
SYARIAT ISLAM DAPAT DIBERLAKUKAN DALAM PEMERINTAHAN ASALKAN DENGAN PEMERINTAH YANG BAIK
Sabtu, 18 Juni 2016 , 18:18:00
Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva. Foto: dokumen JPNN.Com
DEPOK - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) 2013-2015 Hamdan Zoelva meyakini muatan hukum di Indonesia akan semakin luar biasa jika ke depan kiang banyak mengadopsi nilai-nilai yang terkandung dalam hukum Islam. Apalagi Islam membuka ruang kasus pidana bisa diselesaikan tanpa harus melalui pemenajaraan.
"Jadi dari aspek pidana Islam, mungkin bisa diambil saripatinya. Seperti dimungkinkan alternatif hukuman lain, yang tak semata-mata penjara, tapi penggantinya dengan pemaafan dan diyat, itu yang disebut restorative justice," ujar Hamdan dalam bedah buku "Penegakan Syariat Islam di Indonesia" karya almarhum Prof DR Rifyal Ka'bah di Depok, Sabtu (18/6).
Hamdan menjelaskan, dengan dimungkinkannya penerapan bentuk hukuman lain dalam kasus pidana maka hal itu justru lebih mengedepankan pertobatan dan permaafan. Misalnya, dalam kasus pembunuhan, pelakunya dituntut untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Sedangkan keluarga korbal diharapkan memberi maaf.
"Dengan demikian kehidupan menjadi damai. Jadi penghukuman secara filosofis tidak sekadar menjerakan orang yang melakukan kejahatan, tapi membangun keadilan dan kedamaian.” katanya.
Karenanya Hamdan meyakini jika hukum Islam diakomidasi dalam hukum positif di Indonesia maka imbasnya akan luar biasa. “Mengurangi tanggung jawab negara membiayai memberi makan orang di penjara," ujarnya.
Menurut Hamdan, sebenarnya alternatif hukuman lain selain penjara sudah ada dalam hukum adat yang selama ratusan tahun dianut masyarakat Indonesia. Contohnya, Suku Dayak dan sejumlah suku-suku pedalaman Papua juga mengedepankan maaf ketika persoalan bisa diselesaikan baik-baik,
"Jadi tak perlu ada hukuman. Ini (hukum adat,red) harus di-introduce dan diangkat menjadi hukum-hukum nasional, juga hukum Islam," ujar Hamdan.(gir/jpnn)
Komentar
JANGAN MERASA PALING BENAR SENDIRI
fiqhmenjawab.net ~ Guru Mulia Sayyid al-Ḥabib Umar bin Ḥafīdz berkata:
Orang yang memiliki sifat ‘merasa paling benar sendiri’ adalah seperti jenis kayu bakar terbaik yang dapat dinyalakan dengan cepat dan besar untuk membangkitkan perpecahan antara orang-orang beriman. ‘Merasa paling benar’ adalah penyakit yang menyebabkan orang bertindak membabi buta mengikuti kelompok atau mengikuti nafsu diri mereka sendiri. Ini menyebabkan mereka mengklaim bahwa cara mereka atau kelompok mereka adalah jalan Allah dan Rasul-Nya.
Para ulama Shaleh dari umat ini ditanya:
“Apa hukum yang telah ditetapkan Allah untuk masalah ini atau itu?”,
Mereka (shalihin) akan memperbaiki pertanyaan itu, katakan, “apa pendapat para ulama untuk masalah ini atau itu?”, atau “Apa pendapatmu tentang masalah ini atau itu menurut pengertianmu dari al Qur’an atau Sunnah?”,
Para shalihin tidak akan mengklaim memiliki pengetahuan mutlak dan menyeluruh tentang segala putusan Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan sangat berhati-hati menyikapinya.
Juga para Imam empat madzhab diwaktu menetapkan suatu perkara (berfatwa), mereka akan berkata,: ‘Ini adalah menurut apa yang kami pahami / mengerti tentang agama Allah’.